Breaking

10.10.22

Cerita Bokep Tante Penjaga Warung Sang Janda Yang Haus Akan Seks

 Cerita Bokep Tante Penjaga Warung Sang Janda Yang Haus Akan Seks

Cerita-Bokep-Tante-Penjaga-Warung-Sang-Janda-Yang-Haus-Akan-Seks
CERITA BOKEP TANTE

Bokep Rakensu - Cerita Bokep Tante Penjaga Warung Sang Janda Yang Haus Akan Seks. Namaku Budi dan saya bekerja di suatu industri lumayan populer di Bandung, di suatu kota yang sejuk, serta aku tinggal di wilayah perkampungan yang dekat dengan kantor. Di wilayah tersebut populer dengan gadis-gadisnya yang menawan dan manis. Saya dan sahabat kost saya jika senantiasa menyempatkan diri buat menggoda cewek-cewek yang kerap melalui di depan kost.

Di sebelah kostku terdapat suatu warung kecil tetapi lengkap, lengkap dalam artian buat kebutuhan tiap hari, dari mulai sabun, sandal, gula, cabe, roti, permen, dsb semuanya ada disini. Saya telah langganan dengan warung sebelah. Kadangkala jika lagi tidak bawa duit ataupun dikala belanja uangnya kurang saya tidak sungkan-sungkan buat hutang.

Warung itu kepunyaan Bunda Indah (tetapi saya memanggilnya Tante Indah), seorang janda cerai beranak satu yang tahun ini baru masuk TK nol kecil. Warung Tante Indah buka pagi-pagi sekitar jam 6, terus tutupnya pula hampir jam 8 malam. Warung itu ditungguin oleh Tante Indah sendiri serta keponakannya yang SMA, Monang namanya.

Seperti biasanya, sepulang kantor saya mandi, pakai sarung terus stand by di depan Televisi, sembari ngobrol bersama sahabat kost. Saya membawa segelas kopi hangat, plus singkong goreng, tetapi rasanya ada yang kurang.., apa ya..?,

Oh ya rokok, tetapi sehabis saya lihat jam dinding telah menampilkan jam 10 malam, saya jadi ragu, apa warung Tante Indah masih buka ya..?, Ah.., saya coba saja kali-kali saja masih buka. Oh, ternyata warung Tante Indah belum tutup, tetapi kok hening..,“ Mana yang jualan”, batinku.

“Tante.., Tante.., Dik Monang.., Dik Monang”, lho kok kosong, warung ditinggal sepi semacam ini, kali saja lupa nutup warung.

Ah kucoba panggil sekali lagi,“Permisi.., Tante Indah?”. Panggilku.

“ Oh ya.., tungguu”, Terdapat suara dari dalam. Wah jadi deh beli rokok akhirnya.

Cerita Bokep Tante Penjaga Warung Sang Janda Yang Haus Akan Seks


Yang keluar nyatanya Tante Indah, cuma memakai handuk yang dililitkan di dada, jalan tergesa-gesa ke warung sembari mengucek-ngucek rambutnya yang kelihatannya baru selesai mandi dan habis keramas.

“Oh.., maaf Tante, Aku sedikit ganggu nich.., Aku mau beli rokok, lho Dik Monang mana?" Tanyaku.

“O.., Monang lagi dibawa sama kakeknya.., katanya kangen sama cucu.., maaf ya Mas Budi Tante pake baju seperti ini.. baru habis mandi sich”. Jawab Tante Indah.

“Tidak apa- apa kok Tante,". Sekilas mataku memandang tubuh yang lain yang tidak terbungkus handuk.., putih lembut, semacam masih gadis belia, baru kali ini saya lihat sebagian besar badan Tante Indah, soalnya umumnya Tante Indah senantiasa gunakan pakaian kebaya. Serta lagi saya baru sadar dengan cuma handuk yang dililitkan di atas dadanya berarti Tante Indah tidak mengenakan BH. Benak kotorku mulai kumat.

"Malam ini kok belum tutup Tante..?" Tanyaku dengan polos.

“ Iya Mas Budi, ini baru Tante ingin tutup, tetapi mau pakai baju dahulu?" Jawab tante itu.

“Oh biar aku bantu ya Tante, sedangkan Tante berpakaian”, kataku. Masuklah saya ke dalam warung, kemudian menutup warung dengan merapikan papan yang ada Cerita Bokep Tante.

“Wah ngerepoti Mas Budi." katanya.. 

"Mari biar Tante ikut bantu juga”. 

Warung sudah tertutup, saat ini saya kembali lewat belakang saja.

“Trimakasih lho Mas Budi..?”. katanya.

“Tidak masalah kok tan..” kataku.

“Tante aku balik lewat belakang saja ya." kataku.

Dikala saya serta tante itu berpapasan di jalan antara rak-rak dagangan, badanku menubruk tante, tanpa diprediksi handuk penutup yang ujung handuk dilepit di dadanya terlepas, serta Tante Indah nampak cuma menggunakan celana dalam merah muda saja. Tante Indah menjerit sembari secara reflek memelukku.

“Mas Budi.., tolong ambil handuk yang jatuh terus lilitkan di tubuh Tante”, kata tante dengan muka merah padam. Saya jongkok mengambil handuk tante yang jatuh, dikala tanganku mengambil handuk, saat ini di depanku persis terdapat panorama alam yang sangat indah, celana dalam merah muda, dengan latar belakang gelap rambut-rambut halus di dekat vaginanya yang tercium harum. Setelah itu saya cepat-cepat berdiri sembari membalut badan tante dengan handuk yang jatuh tadi. Tetapi kala saya ingin melilitkan handuk tanpa kusadari burungku yang telah bangun semenjak tadi memegang tante.

“Mas Budi.., burungnya bangun ya..?”. Tanya dia.

“Iya Tante.., ah jadi malu Aku.., habis aku lihat Tante semacam ini mana harum lagi, jadi nafsu Aku Tante..”. Jawabku.

“Ah tidak apa- apa kok Mas Budi itu normal..”. jawab tante.

“Eh ngomong- ngomong Mas Budi kapan mau nikah..?”. tanya tante.

“Ah belum terpikir Tante..”. jawabku.

“Yah.., jika mau nikah wajib siap lahir batin lho.., jangan kaya mantan suami Tante.., tidak bertanggung jawab kepada keluarga.., nah dampaknya saat ini Tante harus berstatus janda. Ini tidak enaknya jadi janda, malu.., tetapi ada yang lebih menyiksa Mas Budi.. kebutuhan batin..”. curhat Cerita Bokep Tante.

“Oh ya Tante.., terus gimana triknya Tante penuhi kebutuhan itu..”, tanyaku usil.

“Yah.., Tante tahan-tahan saja..”.

Kasihan.., batinku.., andaikan.., saya diijinkan supaya penuhi kebutuhan batin Tante Indah.., ohh.., pikiranku tambah usil.

Waktu itu bentuk sarungku sudah berganti, agak kembung, kelihatannya tante pun mengamatinya.

“Mas Budi burungnya masih bangun ya..?”.

Saya hanya megangguk saja, terus di luar dugaanku, seketika Tante Indah meraba burungku.

“Wow besar pula burungmu, Mas Budi.., burungnya telah sempat ketemu sarangnya belom..?”.

“Belum..!!”, jawabku bohong sembari terus diraba turun naik, saya mulai merasakan kenikmatan yang telah lama tidak sempat kurasakan.

“Mas.., boleh dong Tante ngeliatin burungmu bentarr saja..?”, belum saya menanggapi, Tante Indah telah menarik sarungku, langsung celana dalamku yang tinggal dan kaos oblong.

Cerita Bokep Tante Penjaga Warung Sang Janda Yang Haus Akan Seks


“Oh.., sampai keluar ini Mas..?”.

“Iya emang jika burungku lagi bangun panjangnya suka melewati celana dalam, Saya sendiri tidak tau persis berapa panjang burungku..?”, kataku sembari terus menikmati kocokan tangan tante.

“Wah.., Tante percaya, yang nanti jadi istri Mas Budi tentu bakal seneng dapet suami kaya Mas Budi..”, kata tante sembari terus mengocok burungku. Oughh.., nikmat sekali dikocok tante dengan tangannya yang halus kecil putih itu. Saya tanpa sadar terus mendesah nikmat, tanpa saya ketahui, Tante Indah telah membebaskan lagi handuk yang kulilitkan tadi, itu saya ketahui sebab burungku nyatanya telah digosok- gosokan diantara buah dadanya yang tidak sangat besar itu dalam Cerita Bokep Tante.

“Ough.., Tante.., nikmat Tante.., ough..”, desahku sembari bersandar memegangi dinding rak dagangan, kali ini tante memasukkan burungku ke bibirnya yang kecil, dengan buasnya ia keluar-masukkan burungku di mulutnya sembari sekali-kali menyedot.., ough.., semacam terbang rasanya. Kadang-kadang pula ia sedot habis buah salak yang 2 itu.., ough.., sesshh.

Saya kaget, seketika tante menghentikan kegiatannya, ia pegangi burungku sembari berjalan ke meja dagangan yang agak ke sudut, Tante Indah naik sembari nungging di atas meja membelakangiku, sebongkah pantat terpampang jelas di depanku saat ini.

“Mas Budi.., berbuatlah sesukamu.., cepet Mas.., cepet..!”.

Tanpa basa- basi lagi saya tarik celana dalamnya selutut.., woow.., panorama alam begini indah, Miss V dengan bulu halus yang tidak sangat banyak. Saya jadi tidak yakin jika Tante Indah telah memiliki anak, saya langsung saja mejilat vaginanya, harum, serta terdapat lendir asin yang begitu banyak keluar dari vaginanya. Saya lahap rakus Miss V tante, saya mainkan lidahku di clitorisnya, sesekali saya masukkan lidahku ke lubang vaginanya Cerita Bokep Tante.

“Ough Mas.., ough..”, desah tante sembari memegangi susunya sendiri.

“Terus Mas.., Maas..”, saya terus menjadi keranjingan, terlebih lagi waktu saya masukkan lidahku ke dalam vaginanya, terdapat rasa hangat serta denyut- denyut kecil terus membuatku edan.

Setelah itu Tante Indah membalikkan tubuhnya telentang di atas meja dengan kedua paha ditekuk ke atas.

“Mari Mas Budi.., Tante sudah tidak tahan.., mana burungmu Mas.. burungmu telah pengin ke sarangnya.., wowww.., Mas Budi.., burung Mas Budi jika bangun dongak ke atas ya..?”. Saya nyaris tidak dengar pendapat Tante Indah soal burungku, saya memandang panorama alam demikian menantang, Miss V dengan sedikit rambut lembut, dibasahi cairan harum asin demikian nampak mengkilat, saya langsung tancapkan burungku dibibir vaginanya.


“Aughh..”, teriak tante.

“Mengapa Tante..?”, tanyaku kaget.

“Udahlah Mas.., teruskan.., teruskan..”, saya masukkan kepala burungku di vaginanya, kecil sekali.

“Tante.., kecil sekali Tante.?”.

“Tidak apa- apa Mas.., terus saja.., soalnya telah lama sich Tante tidak ginian.., ntar pun nikmat..”.

Yah.., saya paksakan sedikit demi sedikit.., baru separuh dari burungku amblas.., Tante Indah telah semacam cacing kepanasan gelepar.

“Augh.., Mas.., ouh.., Mas.., nikmat Mas.., terus Mas.., oughh..”.

Begitu pula saya.., meski burungku masuk ke vaginanya hanya separuh, tetapi sedotannya oughh luar biasa.., nikmat sekali. Terus telah lama gerakanku terus menjadi cepat. Kali ini burungku telah amblas dimakan Miss V Tante Indah. Keringat mulai membasahi badanku serta tubuh Tante Indah. Seketika tante terduduk sembari memelukku, mencakarku seperti Cerita Bokep Tante.

“Oughh Mas.., ough.., luar biasa.., oughh.., Mas Budi..”, katanya sembari merem- melek.

“Kayaknya ini yang namanya orgasme.., ough..”, burungku senantiasa di Miss V Tante Indah.

“Mas Budi sudah ingin keluar ya..?”. Saya menggeleng. Setelah itu Tante Indah telentang kembali, saya semacam kesetanan menggerakkan badaku maju mundur, saya melirik susunya yang bergelantungan sebab gerakanku, saya menunduk serta kucium putingnya yang coklat kemerahan. Tante Indah terus mendesah,“ Ough.., Mas..”, seketika Tante Indah memelukku sedikit agak mencakar punggungku.

“Oughh Mas.., saya keluar lagi..”, setelah itu dari kewanitaannya saya rasakan terus licin serta terus menjadi besar, tetapi denyutannya terus menjadi terasa, saya seperti terbang rasanya. Aahh rasanya saya sudah ingin keluar, sembari terus goyang kutanya Tante Indah.

“Tante.., Saya keluarin dimana Tante..?, di dalam boleh tidak..?”.

“Terrsseerraah..”, desah Tante Indah. Ough.., saya percepat gerakanku, burungku berdenyut keras, terdapat suatu yang hendak dimuntahkan oleh burungku. Akhirnya seluruh terasa enteng, badanku serasa terbang, terdapat kenikmatan yang sangat luar biasa. Akhirnya spermaku saya muntahkan dalam Miss V Tante Indah, masih saya gerakkan badanku, kali ini Tante Indah orgasme kembali, ia gigit dadaku.

“Mas Budi.., Mas Budi.., hebat kamu Mas”.

Saya kembali kenakan celana dalam dan sarungku. Tante Indah masih senantiasa telanjang telentang di atas meja.

“Mas Budi.., jika ingin beli rokok lagi yah.., jam-jam begini saja ya.., nah jika telah tutup digedor saja.., tidak apa-apa.., malah jika tidak digedor Tante jadi marah..”, kata tante menggodaku sembari memainkan puting serta clitorisnya yang masih terlihat bengkak.

“Tante mau Mas Budi kerap bantuin Tante tutup warung”, kata tante sembari tersenyum centil. Kemudian saya kembali.., baru terasa lemas sekali badanku, tetapi itu tidak berarti sama sekali dibanding kenikmatan yang baru kudapat. Keesokan harinya kala saya hendak berangkat ke kantor, dikala di depan warung Tante Indah, saya di panggil tante.

“Rokoknya sudah habis ya.., ntar malem beli lagi ya..?”, katanya penuh pengharapan, sementara itu pembeli lagi banyak-banyaknya, tetapi mereka tidak tau apa maksud perkataan Tante Indah tadi, akupun berangkat ke kantor dengan sejuta ingatan peristiwa kemarin malam.


Itulah tadi Cerita Bokep Tante Penjaga Warung Sang Janda Yang Haus Akan Seks, semoga kalian sange dan jangan lupa untuk crot ditempat yang benar ya teman-teman. Nantikan cerita bokep lainnya dari bokep rakensu ini.

Disclaimer : Nama dan tempat disamarkan. Jika ada kesamaan nama dan lokasi admin minta maaf sebesar-besarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar